Jumat, 29 Januari 2010

Saya CINTA lemak.

Kolesterol, siapa yang tidak membenci kolesterol?

Saya cinta lemak, tapi tidak kolesterol.

Saya cinta lemak, seperti saya mencintai diri sendiri.

Saya suka & bangga dengan segala apa yang saya miliki.

Termasuk, tubuh ’tambun’ yang sejak lahir memang sepaket dari moyang saya.


Saya sangat percaya diri dengan penampilan saya.

Dengan jeans gombrong maupun yang ketat, tapi selalu saya padukan dengan sesuatu semisal syal, selendang atau bahkan rok pendek.

Bukan karena malu dengan pantat besar atau perut besar, tapi mengurangi lekukan.

Saya adalah orang yang masuk kategori, sak karepe dewe dalam berbusana, karena saya sangat bangga menjadi ’berbeda’.


Saya juga menyukai fotografi, bukan hanya keindahan alam, tapi juga keindahan ’dalam’ seseorang dalam bahasa tubuh dan sorotan mata bahkan indahnya senyuman.

Hidup saya tidak terlalu ’ramai warna’ namun saya banyak memiliki teman.

Dari sana saya belajar banyak, tentang bersikap dihadapan banyak ’warna’ kehidupan.

Dan salah satunya dengan cinta & bangga atas segala yang kita punya.


Saya gemuk, bukan hanya itu, dalam garis keturunan keluarga saya ada ‘bakat’ obesitas.

Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk diet, namun tidak berhasil.

Banyak pria / wanita memandang saya sebelah mata.

Bahkan lingkungan saya terus mencibir saya, selayaknya itik buruk rupa.

Saya sungguh merasa malu dengan keadaan saya yang seperti ini.


Pasti dari kita pernah merasa seperti ilustrasi diatas?

Siapakah yang tak pernah merasakannya atau setidaknya terlintas fikiran seperti itu?

Malu? Bila kita sendiri malu dengan apa yang kita miliki.

Lalu, punya HAK apa untuk kita membuat orang berfikir bahwa kita ini ’special’?!

Bila kita sendiri tidak merasa nyaman akan sesuatu yang kita miliki dalam diri, lalu bagaimana kita dapat dengan EGOIS menyalahkan mereka yang mencibir kita?


Saya juga suka menulis.

Banyak orang bilang kalau tulisan saya, selalu berakhir sad ending dan terkadang menggantung.

Hmmm, sebenarnya saya hanya ingin para pembaca memiliki keleluasaan dalam berimajinasi.

Keleluasaan dalam menentukan kisah yang mereka baca.

Secara tidak langsung saya ingin memberikan mereka semacam ’hadiah'.

Yang terkadang mereka (juga saya) tidak pernah memeberikan hal tersebut untuk diri sendiri.


Hadiah atau semacam penghargaan yang mungkin HARUSnya kita sering lakukan terhadap diri kita.

Dengan kita tidak menipu diri sendiri dan menjadi sosok lain diluar pribadi kita.

Dan bangga menjadi seperti ’tampak’ kita yang sudah dianugerahi sejak lahir oleh Tuhan.

Dengan kebanggan dan kesyukuran yang memadai, saya JAMIN takkan lagi ada airmata kecewa.

Karena tiap suka dan luka yang kita dapati PASTI membuat hidup kita LEBIH LEBIH dan LEBIH baik.


So, LOVE ur self. Then u can be somebody to LOVE to EVERYONE!! Chayo!!! \^o^/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar